Tepung Dalam Tempayan yang Tidak Habis-habis

Latest News and Events / 27 June 2016

Kalangan Sendiri

Tepung Dalam Tempayan yang Tidak Habis-habis

Lusiana Official Writer
11593
Selama beberapa tahun kota yang terletak dalam wilayah Sidon itu sudah tidak mengalami musim hujan. Kekeringan dahsyat melanda di seluruh daerah karena tak setetespun air turun. Sungai-sungai mengering dan tanah tak lagi menghasilkan tanaman yang bisa dimakan. Setiap orang yang tinggal di wilayah itu tak punya harapan selain menunggu mati.

Di balik debu kering yang seringkali menghalangi pandangan di musim kemarau panjang, terlihat seorang Hamba Tuhan (HT) yang saat itu sedang kelaparan dan kehausan sedang bercakap-cakap dengan seorang janda. Mereka bertemu di pintu gerbang kota, ketika janda itu sedang mengumpulkan ranting untuk kayu bakar di tengah teriknya matahari yang membakar kota itu.

HT      : “Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum.”
Janda : (Bergegas mengambil air untuk diminum HT)

Ketika janda itu pergi mengambilnya, Hamba Tuhan itu berseru lagi.
HT       : "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
Janda  : "Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya maka kami akan mati."

HT     : "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah Firman Tuhan, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu Tuhan memberi hujan ke atas muka bumi."

Apakah janda itu  melakukan apa yang dikatakan oleh Hamba Tuhan tersebut? Ya, sebab janda ini adalah yang selama ini kita kenal sebagai janda Sarfat. Dengan memenuhi sebuah permintaan sulit Elia untuk memberikan makanan terakhirnya, demikianlah janda itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Mujizat terjadi, tepung dalam tempayan tidak habis dan minyak dalam buli-buli miliknya tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan dengan perantaraan hamba-Nya. (1 Raja-Raja 17:7-16)

Jika kita hanya memiliki satu kali kesempatan untuk makan dan kemudian ia dan anaknya akan mati karena sudah tak ada lagi persediaan makanan, apakah kita akan melakukan hal yang sama dengan janda tersebut? Sungguh keputusan yang tidak biasa!

Janda Sarfat tidak hanya membagikan persediaan makanan terakhirnya, namun ia juga sedang mempertaruhkan imannya menghadapi kematian yang hendak menghampirinya. Ketika ia memberikan kepunyaannya dan seratus persen mengandalkan pengharapannya kepada Tuhan, ia tidak sekedar menerima persediaan makanan baru tapi ia menikmati pemeliharaan Tuhan melimpah atas keluarganya.

Mari membagikan apa yang kita miliki dan mengandalkan Tuhan., memiliki iman bahwa dengan berbagi kita tidak akan “mati” kekurangan melainkan hidup berkelimpahan. Seperti Janda Sarfat, Anda juga dapat membagikan persediaan yang Anda miliki untuk pekerjaan Tuhan melalui pelayanan CBN. Pemberian donasi Anda akan digunakan sepenuhnya untuk memberitakan kabar keselamatan kepada semua orang melalui media televisi, online dan layanan konseling 24 jam 7 hari seminggu. Jadi tunggu apa lagi, segera hubungi kami melalui SMS di nomor 081.5965.5960, ketik JC # Nama Lengkap # Email. Dapat juga dengan mengisi data diri Anda secara lengkap dalam formulir di bawah ini.

Pemberian donasi Anda tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Sebagai permulaannya Anda akan menerima sebuah hadiah spesial dari kami sebagai apresiasi kepada para Mitra CBN yang baru bergabung untuk pertama kalinya. Selamat berbagi!
Halaman :
1

Ikuti Kami